Assalamualaikum sahabat wahyudibagiilmu
pada kali ini saya akan menjelaskan tentang keberadaan kubah datu pulau beruang yang berada di kawasan Guntung Damar RT 12 RW 03 Kelurahan Guntung Payung, Landasan Ulin, Banjarbaru. (Belakang Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor) sumber: https://m.facebook.com/groups/331214433994178/?ref=group_header&view=permalink&id=789758878139729
Sebelum membaca lebih jauh, agar tidak menimbulkan perdebatan dan kebingungan, mungkin perlu kita garis bawahi, tulisan di bawah merupakan versi sumber yang kebetulan ditemui penulis saat ziarah ke makam, Senin (18/11/2019). Bahwa ada versi lain yang mungkin dianggap lebih cocok atau lebih diyakini, dipersilakan kembali kepada keyakinan masing-masing. Demikian sekadar muqaddimah, karena niat tulisan ini semata-mata untuk berbagi habar siapa tahu ada yang ingin berziarah ke makam tersebut, salam izin admin, semoga diloloskan dan semoga bermanfaat. Lama tak menulis, Mudah-mudahan masih enak dibaca Menziarahi Makam "Datu Pulau Beruang" Banjarbaru Senin, 18 November 2019.
MAKAM ini hanya makam keluarga. Bukan makam ulama besar, bukan pula makam seorang Habib seperti yang banyak disebutkan. Ya, memang makam tua. Itu makam Datuk kami, yang kami tidak mengetahui persis siapa nama beliau. Yang jelas, beliau adalah kakek dari ayah kami yang bernama A Daknal, dan ayah dari kakek kami yang bernama Djampilus." Begitu ditegaskan oleh Syahran Solis, salah satu putera dari pemegang hak milik atas tanah dimana makam berkubah hijau itu berada, di kawasan Guntung Damar RT 12 RW 03 Kelurahan Guntung Payung, Landasan Ulin, Banjarbaru. Oleh karena tidak diketahui jelas siapa nama Datuknya tersebut, maka atas kesepakatan keluarga, makam Datuknya yang berada di antara ratusan makam tua lainnya tersebut diberi nama makam "Datuk Pulau Beruang", sesuai letak makamnya. "Bahwa ada yang menyebut itu makam Ulama Besar, makam Habib bernama Syekh Ahmad bin Muhammad Abu Bakar Bil Faqih, kami dari pihak keluarga tidak pernah menyebutkan demikian. Karena setahu kami, Datuk kami bukan dari kalangan Habaib atau beraitan dengan Ulama besar," jelas Syahran.
Subscribe channel ini:
https://youtu.be/aDfvzT7dLro
Memang, sambung pria paruh baya itu, pernah diceritakan oleh ibundanya bahwa Sang Datuk adalah seorang Guru di zamannya. Itu ditandai dengan penjelasan bahwa makam yang berdampingan dalam satu kubah dengan Datuknya itu, merupakan murid dari Sang Datuk. Tapi tidak dijelaskan juga Guru apa. Hanya saja Mama (Ibu) pernah cerita, makam yang di samping adalah makam murid beliau," jelas Syahran lagi. Lalu kenapa makam tersebut diberi kubah dan diyakini sebagai makam keramat? Syahran yang sudah lebih 20 tahun merawat makam tersebut mengakui, keyakinan itu sudah ada sejak turun temurun keluarganya. "Tapi sebatas keluarga saja. Contoh misalnya, ada anak di keluarga yang sakit, lalu orangtuanya bernadzar apabila anaknya cepat disembuhkan oleh Allah SWT, akan berziarah ke makam Datuk. Alhamdulillah sembuh atas kuasa Allah, lalu orangtuanya berziarah. Begitulah yang diyakini di lingkungan keluarga," bebernya. Syahran sendiri juga mengaku sering merasakannya. Salah satu yang paling nyata; ketika ia masih sibuk membersihkan makam Datuk Pulau Beruang, ia ditelpon keluarga bahwa di dekat rumahnya di Tunggul Irang terjadi kebakaran. Lalu ia pun bermohon keselamatan kepada Allah dengan wasilah bertawasul melalui Datuknya. "Alhamdulillah, rumah saya selamat dari musibah kebakaran itu. Sementara rumah-rumah di samping habis terbakar. Silakan datang ke rumah di Tunggul Irang, masih terpasang bekas talang air yang meleleh karena nyaris dimakan api," urainya. Dengan dasar keyakinan itulah, pihak keluarga lalu merawat makam itu layaknya makam-makam keramat lainnya. Terlebih sekitar empat atau lima tahun terakhir, banyak pula orang lain yang berziarah ke makam tersebut. Terutama di hari libur seperti hari Minggu. "Entah dari mana datangnya. Tiba-tiba saja ada rombongan yang datang membawa bunga atau kain kuning. Ketika ditanya, katanya menunaikan nadzar atas hajat yang telah dikabulkan Allah. Macam- macam; ada yang disembuhkan dari sakit oleh Allah, ada yang diberi kemudahan usaha oleh Allah, dan macam-macam," jelas Syahran. Syahran dan keluarga pun dengan kemampuan seadanya mencoba melengkapi fasilitas di kawasan makam tersebut. Seperti tempat berwudhu dan toilet. "Semua dilakukan sendiri, semata memberi pelayanan kepada penziarah tanpa berharap balas imbalan. Karena parkir pun tidak kami pungut bayaran di sini," tandasnya. Bagi siapapun yang ingin berziarah, Syahran dan keluarga mempersilakan. Namun diingatkannya kembali, makam "Datuk Pulau Beruang" bukanlah makam seorang Ulama atau Habib yang disebut bernama Syekh Ahmad bin Muhammad Abu Bakar Bil Faqih, atau nama lainnya sebagaimana banyak dikisahkan. "Kami tujuh bersaudara, saya anak ke lima. Yang tahu nama Datuk hanya kakak kami yang paling tua, dari cerita ayah. Namun karena faktor usia, beliau juga sudah tidak ingat lagi siapa nama Datuk. Jadi daripada menerka-nerka, cukup kita sebut beliau dengan nama Datuk Pulau Beruang, tempat beliau bermakam," tandas Syahran lagi. "Kepada yang ingin berziarah, silakan saja datang. Namun tetap jangan lepas dari ajaran agama. Jangan seperti membawa sesajen, kopi, atau melakukan ritual-ritual tak lazim dan sebagainva. Ziarah sewajarnya sebagaimana yang diajarkan. Hakikat dalam hati, tetap Allah yang mengabulkan dan memberi segalanya. Adapun ziarah, nadzar, hanya sebagai syariat, tawasul untuk bermohon kepada Allah SWT," pungkas Syahran yang didampingi istrinya. Catatan: Bagi yang ingin ziarah, lokasi makam terletak di Guntung Damar, Kelurahan Guntung Payung, Landasan Ulin. Dari Banjarmasin, setelah Asrama Haji sekitar 500 Meter (kalau dari Banjarbaru, ya sebelum asrama haji putar balik di orang jualan burung), masuk lewat Jalan Bina Putra (samping Indomaret). Lurus sampai ke jalan besar ujung, lalu belok kiri (kalau ke kanan menuju SMPN 9 Banjarbaru). Ikuti saja jalan, tak jauh persimpangan jalan besar, ambil lurus menuju jalan kecil (kalau belok kanan menuju bandara baru). Tak jauh dari situ, akan ada panah petunjuk menuju kubah. Ikuti saja panah tersebut, nanti akan sampai. Bila bingung, search saja di google maps.
Ziarah kubur itu sebagai intropeksi diri, bahwa suatu saat semua pasti akan seperti ini juga. Mendoakan yang telah meninggal. Mendoakan merupakan bentuk rasa terimakasih sekaligus penghormatan.
Kubah Hijau Datu Pulau Beruang
Sumber: https://m.facebook.com/groups/331214433994178/?ref=group_header&view=permalink&id=789758878139729
"terimakasih semoga membantu"
https://wahyudibagiilmu.blogspot.com/2020/01/kubah-hijau-datu-pulau-beruang.html?m=1 |
pada kali ini saya akan menjelaskan tentang keberadaan kubah datu pulau beruang yang berada di kawasan Guntung Damar RT 12 RW 03 Kelurahan Guntung Payung, Landasan Ulin, Banjarbaru. (Belakang Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor) sumber: https://m.facebook.com/groups/331214433994178/?ref=group_header&view=permalink&id=789758878139729
https://wahyudibagiilmu.blogspot.com/2020/01/kubah-hijau-datu-pulau-beruang.html?m=1 |
Sebelum membaca lebih jauh, agar tidak menimbulkan perdebatan dan kebingungan, mungkin perlu kita garis bawahi, tulisan di bawah merupakan versi sumber yang kebetulan ditemui penulis saat ziarah ke makam, Senin (18/11/2019). Bahwa ada versi lain yang mungkin dianggap lebih cocok atau lebih diyakini, dipersilakan kembali kepada keyakinan masing-masing. Demikian sekadar muqaddimah, karena niat tulisan ini semata-mata untuk berbagi habar siapa tahu ada yang ingin berziarah ke makam tersebut, salam izin admin, semoga diloloskan dan semoga bermanfaat. Lama tak menulis, Mudah-mudahan masih enak dibaca Menziarahi Makam "Datu Pulau Beruang" Banjarbaru Senin, 18 November 2019.
https://wahyudibagiilmu.blogspot.com/2020/01/kubah-hijau-datu-pulau-beruang.html?m=1 |
Subscribe channel ini:
https://youtu.be/aDfvzT7dLro
Memang, sambung pria paruh baya itu, pernah diceritakan oleh ibundanya bahwa Sang Datuk adalah seorang Guru di zamannya. Itu ditandai dengan penjelasan bahwa makam yang berdampingan dalam satu kubah dengan Datuknya itu, merupakan murid dari Sang Datuk. Tapi tidak dijelaskan juga Guru apa. Hanya saja Mama (Ibu) pernah cerita, makam yang di samping adalah makam murid beliau," jelas Syahran lagi. Lalu kenapa makam tersebut diberi kubah dan diyakini sebagai makam keramat? Syahran yang sudah lebih 20 tahun merawat makam tersebut mengakui, keyakinan itu sudah ada sejak turun temurun keluarganya. "Tapi sebatas keluarga saja. Contoh misalnya, ada anak di keluarga yang sakit, lalu orangtuanya bernadzar apabila anaknya cepat disembuhkan oleh Allah SWT, akan berziarah ke makam Datuk. Alhamdulillah sembuh atas kuasa Allah, lalu orangtuanya berziarah. Begitulah yang diyakini di lingkungan keluarga," bebernya. Syahran sendiri juga mengaku sering merasakannya. Salah satu yang paling nyata; ketika ia masih sibuk membersihkan makam Datuk Pulau Beruang, ia ditelpon keluarga bahwa di dekat rumahnya di Tunggul Irang terjadi kebakaran. Lalu ia pun bermohon keselamatan kepada Allah dengan wasilah bertawasul melalui Datuknya. "Alhamdulillah, rumah saya selamat dari musibah kebakaran itu. Sementara rumah-rumah di samping habis terbakar. Silakan datang ke rumah di Tunggul Irang, masih terpasang bekas talang air yang meleleh karena nyaris dimakan api," urainya. Dengan dasar keyakinan itulah, pihak keluarga lalu merawat makam itu layaknya makam-makam keramat lainnya. Terlebih sekitar empat atau lima tahun terakhir, banyak pula orang lain yang berziarah ke makam tersebut. Terutama di hari libur seperti hari Minggu. "Entah dari mana datangnya. Tiba-tiba saja ada rombongan yang datang membawa bunga atau kain kuning. Ketika ditanya, katanya menunaikan nadzar atas hajat yang telah dikabulkan Allah. Macam- macam; ada yang disembuhkan dari sakit oleh Allah, ada yang diberi kemudahan usaha oleh Allah, dan macam-macam," jelas Syahran. Syahran dan keluarga pun dengan kemampuan seadanya mencoba melengkapi fasilitas di kawasan makam tersebut. Seperti tempat berwudhu dan toilet. "Semua dilakukan sendiri, semata memberi pelayanan kepada penziarah tanpa berharap balas imbalan. Karena parkir pun tidak kami pungut bayaran di sini," tandasnya. Bagi siapapun yang ingin berziarah, Syahran dan keluarga mempersilakan. Namun diingatkannya kembali, makam "Datuk Pulau Beruang" bukanlah makam seorang Ulama atau Habib yang disebut bernama Syekh Ahmad bin Muhammad Abu Bakar Bil Faqih, atau nama lainnya sebagaimana banyak dikisahkan. "Kami tujuh bersaudara, saya anak ke lima. Yang tahu nama Datuk hanya kakak kami yang paling tua, dari cerita ayah. Namun karena faktor usia, beliau juga sudah tidak ingat lagi siapa nama Datuk. Jadi daripada menerka-nerka, cukup kita sebut beliau dengan nama Datuk Pulau Beruang, tempat beliau bermakam," tandas Syahran lagi. "Kepada yang ingin berziarah, silakan saja datang. Namun tetap jangan lepas dari ajaran agama. Jangan seperti membawa sesajen, kopi, atau melakukan ritual-ritual tak lazim dan sebagainva. Ziarah sewajarnya sebagaimana yang diajarkan. Hakikat dalam hati, tetap Allah yang mengabulkan dan memberi segalanya. Adapun ziarah, nadzar, hanya sebagai syariat, tawasul untuk bermohon kepada Allah SWT," pungkas Syahran yang didampingi istrinya. Catatan: Bagi yang ingin ziarah, lokasi makam terletak di Guntung Damar, Kelurahan Guntung Payung, Landasan Ulin. Dari Banjarmasin, setelah Asrama Haji sekitar 500 Meter (kalau dari Banjarbaru, ya sebelum asrama haji putar balik di orang jualan burung), masuk lewat Jalan Bina Putra (samping Indomaret). Lurus sampai ke jalan besar ujung, lalu belok kiri (kalau ke kanan menuju SMPN 9 Banjarbaru). Ikuti saja jalan, tak jauh persimpangan jalan besar, ambil lurus menuju jalan kecil (kalau belok kanan menuju bandara baru). Tak jauh dari situ, akan ada panah petunjuk menuju kubah. Ikuti saja panah tersebut, nanti akan sampai. Bila bingung, search saja di google maps.
https://wahyudibagiilmu.blogspot.com/2020/01/kubah-hijau-datu-pulau-beruang.html?m=1 |
Ziarah kubur itu sebagai intropeksi diri, bahwa suatu saat semua pasti akan seperti ini juga. Mendoakan yang telah meninggal. Mendoakan merupakan bentuk rasa terimakasih sekaligus penghormatan.
Kubah Hijau Datu Pulau Beruang
Sumber: https://m.facebook.com/groups/331214433994178/?ref=group_header&view=permalink&id=789758878139729
"terimakasih semoga membantu"
Komentar
Posting Komentar